 |
| Membersihkan tangan dengan air dan sabun dilakukan ketika kotoran tampak di tangan |
MEDIAPENDAMPING.com - Tangan menjadi salah satu media penyebaran virus dan kuman yang menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi pernafasan dan diare. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mencuci tangan dengan air dan sabun.
Tapi, seiring dengan kemajuan teknologi dan rutinitas masyarakat yang beragam, kehadiran hand sanitizer menjadi solusi praktis. Namun seberapa efektifkah penggunaan hand sanitizer dibandingkan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun?
Jadi menurut dr. Dewi Ema Anindita, berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencuci tangan menggunakan hand sanitizer dengan air dan sabun sama saja. Namun tetap ada aturan dalam pemakaiannya
Membersihkan tangan dengan air dan sabun dilakukan ketika kotoran tampak di tangan. Begitu juga sebaliknya, penggunaan hand sanitizer dilakukan ketika kotoran tidak tampak di tangan.
"Infirmasi CDC, kalau tangan ada kotoran tetap harus menggunakan air mengalir dan sabun. Namun, jika tidak ada kelihatan kotoran tapi kita melakukan tindakan yang tidak higienis seperti berjabat tangan, setelah dari toilet, setelah makan itu boleh pakai hand sanitizer," ucap Dewi dalam acara peluncuran Antis Jasmine Tea di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Jumat, 19 Juli 2019.
Hand sanitizer yang berbasis alkohol (60 persen atau lebih) dapat mencegah dan mengurangi jumlah kuman. Tapi, menurut CDC, hand sanitizer ini tidak dapat mengurangi penyebaran beberapa virus seperti norovirus.
Walaupun demikian, hand sanitizer dapat menonaktifkan banyak mikroba dengan sangat efektif jika dilakukan dengan benar. Namun sayangnya, masih ada aja orang yang tidak menggunakan hand sanitizer dengan volume yang cukup atau bahkan tidak menggosok tangannya selama waktu yang direkomendasikan, yakni antara 40-60 detik.
Hand sanitizer sekarang sudah mudah didapatkan dan tersedia dalam berbagai varian. Salah satunya yang baru saja diluncurkan oleh Antis yang memiliki keharuman jasmine tea. Jenis ini dibuat karena terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang menggunakan teh untuk menghilangkan bau pada tangan setelah makan seperti bau sambal terasi.
"Kita bisa lihat orang Indonesia sejak dulu suka menggunakan air kobokan dan jeruk nipis untuk cuci tangan. Namun, mereka juga sering menggunakan teh tawar untuk meng-cover bau pada tangannya. Ini yang kita coba angkat tradisi ini," ucap Group Project Manager Antis Tegar Baskoro.
