Foto: istimewa |
Melansir dari berbagai sumber, blusukan sendiri pada dasarnya berasal dari bahasa Jawa. Asal katanya adalah 'blusuk' atau 'mblusuk' yang bermakna 'mlebu ing' atau 'masuk ke'. Jadi dalam aktivitas ini seseorang digambarkan memasuki suatu tempat asing, tak lazim, atau tidak biasa untuk menemukan atau mencari sesuatu.
Baca juga:
>> Tanpa Canggung, Kapolda Sumut Bawa Becak Bermotor Ajak Masyarakat Tertib Lalu Lintas
>> SWI Kembali Distribusikan Bantuan Logistik Korban Gempa Cianjur
Presiden RI pertama, Ir. Soekarno menjadi salah satu pemimpin yang pertama kali melakukan blusukan pasca kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Bung Karno juga kerap memberikan ruang khusus kepada warga di lokasi blusukannya untuk beraktivitas bersama dirinya. Hal itu sempat terekam secara visual oleh jajarannya yang mendampingi.
Bahkan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis asing Cindy Adam, Presiden Soekarno mengatakan tidak mau jauh-jauh dari rakyat Indonesia. Jika hal itu terjadi, dirinya bisa mati.
Presiden kedua RI, Jenderal Soeharto, ternyata melanjutkan gaya blusukan dari pendahulunya. Kepala negara ini kerap melakukan kunjungan mendadak untuk melihat proses pembangunan di suatu daerah.
Presiden Soeharto juga tak segan menemui langsung rakyatnya yang ada di pelosok negeri. Ia mencari tahu permasalahan yang terjadi, lalu mencatatnya sendiri, dan memberikan solusi. Bahkan, rela menginap di rumah-rumah warga atau kepala desa guna mendapat informasi secara gamblang.
Zulhas, Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf Yang Rajin Blusukan. Ditengah langkanya dan mahalnya harga minyak goreng yang menimbulkan gejolak masyarakat. Presiden Jokowi melantik Zulkifli Hasan sebagai Menteri enteri Perdagangan RI (15/6/2022).
Pasca dilantik menjadi menteri perdagangan, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Bang Zulhas langsung blusukan untuk mencari tau persoalan yang akibatkan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng dipasaran untuk mencari solusi menstabilkan ketersediaan dan harga minyak goreng.
Begitupun saat hadapi perayaan hari besar Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru) akibatkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.
Dengan sigap, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Ketum PAN) ini tanpa kenal lelah blusukan ke pasar-pasar tradisional dipelosok tanah air tercinta.
Alhasil, dengan blusukan Bang Zulhas dapat menstabilkan harga dan ketersediaan minyak goreng dalam waktu 21 hari pasca pelantikannya. Selain itu juga berhasil menstabilkan harga bahan pokok saat jelang Nataru, walaupun masih ada beberapa bahan pokok yang masih mahal karena disebabkan harga bahan bakunya yang tinggi.
Mampukah Pasha Ungu Ikuti Jejak Jokowi dan Zulhas Lakukan Blusukan..?
Sigit Purnomo Said atau yang populer dikenal Pasha Ungu menjadi salah satu dari sederet artis papan atas Indonesia yang memutuskan memilih jalan di dunia politik.
Wakil Walikota Palu, Sulawesi Tengah periode 2016-2021 kini kerap kali melakukan blusukan di Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Pasalnya, suami dari Dellia Wilhelmina ini akan maju dalam kontestasi pemilihan anggota legislatif (pileg) dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 3.
Sedangkan sang istri, Dellia Wilhelmina, Sekretaris Jenderal Perempuan Amanat Nasional (PUAN) maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta dari dapil Jakarta Barat 10 yang meliputi 5 Kecamatan yaitu, Grogol Petamburan, Taman Sari, Kebon Jeruk, Palmerah, dan Kembangan. Keduanya akan ikut memperebutkan kursi parlemen dalam pileg 2024 mendatang.
Saat diundang dalam acara peresmian Balaiwarga RT 08 RW 09, Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat (8/2/2023) vocalis grup band Ungu terlihat merapatkan telinga kebumi, mendengarkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar.
Disambut dengan antusias oleh ratusan orang warga dan fans, Bang Pasha melantunkan dua lagu yang disambut histeris dan tepuk tangan yang meriah.
Bahkan momen foto bareng menjadi ajang pelepas rindu warga yang selama ini hanya bisa melihat dari balik layar kaca. Tidak sampai disitu, hasil jepretan warga langsung saja menghiasi beranda laman media sosial sebagai bentuk aktualisasi kegembiraan.
Ketua Umum Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (Ketum BM PAN) ini juga langsung menjumpai rumah warga yang anaknya menderita disabilitas, diusianya yang ke 10 tahun, sang anak tidak bisa berjalan.
Setelah Bang Pasha berdialog dengan orang tua dan akan memberikan solusi untuk proses penyembuhannya, sang anak nampak tersenyum dengan riang gembira.
Gaya blusukan Presiden Jokowi dan Mendag Zulhas yang menjadi warna baru dunia perpolitikan Indonesia menjadi pilihan Bang Pasha sebagai modal menjadi wakil rakyat di Senayan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat di DKI Jakarta.
Gaya 'blusukan' Bang Pasha memang bukan sebuah barang yang aneh bagi sebagai masyarakat Indonesia.
Rakyat Jakarta sudah sangat akrab dengan kepemimpinan Presiden Jokowi yang rajin masuk ke kampung untuk menyerap aspirasi dan kebutuhan rakyat.
Dengan sering 'blusukan', Bang Pasha mampu mendengarkan keluhan dan keresahan masyarakat atas berbagai kejadian di sekitarnya.
Mereka bisa mengadu dan mengeluhkan persoalan hidup tanpa dibatasi jarak dan sekat dengan pemimpinnya. Kondisi ini membuat rakyat merasa sangat dekat dengan pemimpin.
Jika mau jujur banyak manfaat yang dapat dipetik pemimpin dari kebiasaan keluar masuk kampung ini. Selain pendekatan personal kepada rakyat, pemimpin dapat melihat langsung kondisi kekinian rakyat yang dipimpinnya. Mereka dihadapkan pada realitas sehingga mampu menjadi pelayan rakyat dalam pengertian yang sesungguhnya.
Ketika itu terjadi, pola dan hubungan yang terbangun adalah kedekatan emosional dan personal.
I1ni menguntungkan rakyat yang mempercayakan solusi kepada pemimpin, sebaliknya pemimpin diuntungkan mendapatkan kepercayaan langsung dari rakyat. (Elin)