|

Loading...

Selamat Datang di MediaPendamping.Com ➤ Tajam - Terpercaya - Berimbang ➤ Semua Wartawan MediaPendamping.Com Dilengkapi Dengan ID Card Wartawan dan Nama Wartawan Tersebut Ada di Box Redaksi.

Renungan Minggu: 5 Prinsip Abraham yang mengubahkan statusnya Nats :Kejadian 12:1-3

 

Renungan Minggu: 5 Prinsip Abraham yang mengubahkan statusnya Nats	 :Kejadian 12:1-3
Ket Foto : Ilustrasi Kehidupan Orang Percaya Haruslah Memiliki Prinsip Yang Kuat Dalam Menjalaninya

MEDIAPENDAMPING.COM - Kehidupan orang percaya haruslah memiliki prinsip yang kuat dalam menjalaninya, karena jika kita tidak memiliki prinsip yang kuat, maka kita akan mudah jatuh didalam dosa. Kita akan belajar bagaimana seorang Abraham kuat didalam Tuham dan prinsip apa yang dia miliki sehingga menjadi bapa orang percaya. 


•• Ketaatan (ayat 1)

Kita dapat melihat dapat melihat, dimana Allah langsung berfirman kepada Abram tanpa memperkenalkan dahulu siapa diriNya kepada Abram. Kenapa Allah begitu yakin dengan respon Abram ketika Allah memerintahkan seorang Abram untuk melakukan sesuatu apa yang dikehendaki oleh Allah, padahal perintahNya tidaklah mudah. Kita bisa melihat pada ayat sebelumnya tertulis bahwa Terah, meninggalkan Ur-Kasdim dengan membawa anaknya yaitu Nahor dan Abram serta Lot, anak Haran. Haran adalah anak Terah yang mati di Ur-Kasdim(Kejadian 11:27-28). Terah adalah penyembah berhala. Ia meninggalkan Ur-Kasdim hanya untuk menghindari Nimrod yang telah membunuh Haran, saudara Abram. Jadi kita bisa melihat dalam ayat 1, dimana Abram langsung merespon dengan cepat perintah Allah, ini menunjukan bahwa Abram sudah terbiasa dengan ketaatan dalam penyembahan sekalipun dalam penyembahan berhala. Allah melihat sikap Abraham yangtaat dan responsif terhadap keTuhanan sehingga Allah tanpa ragu untuk memerintahkan secara langsung kepada Abraham.


Ilustrasi:

Ada sebuah penelitian di sebuah kelas Taman Kanak-kanak seorang guru berkata, "Anak-anak, Ibu menaruh kue dan permen ini di atas meja. Ibu ada keperluan sebentar di kantor. Nanti kalau Ibu kembali, Ibu akan bagikan semua makanan ini untuk kalian!" Tanpa sepengetahuan anak-anak, para peneliti memasang monitor CCTV yang dipakai untuk melihat apa saja yang dilakukan anak-anak itu. 


Begitu sang guru keluar, beberapa anak segera mengambil kue dan permen itu. Sebagian anak mulanya ragu, tetapi melihat sikap teman yang lain mereka pun ikut mengambil. Hanya sedikit anak yang taat dan tetap duduk. Dengan cermat para peneliti mencatat perilaku setiap anak. Tiga puluh tahun kemudian, mereka mengadakan penelitian ulang terhadap anak-anak tersebut. Ternyata, anak-anak yang dulu taat kini menjadi orang-orang yang berhasil. Sedangkan anak-anak yang tidak taat menjadi orang-orang yang gagal, baik dalam rumah tangga maupun karier yang mereka bangun.


Jadi untuk Abraham taat itu tidaklah mudah, karena aka nada banyak pengaruh-pengaruh dari sekelilingnya, termasuk keluarganya. 


Baca Juga : 

••  Renungan Minggu : Bagian Rencana Allah atas Manusia Yang Harus Kita Miliki, Nats : Kejadian 11:1-9

••  Renungan Minggu : Nikmati hidup kita dengan bertekun, Nats: 2 Timotius 2:12

••  Renungan Minggu : Menjadi Bijaksana didalam Tuhan Nats: Efesus 5:17


•• Mau diubahkan (ayat 2-4)

Dalam ayat ini dengan jelas Allah ingin sekali mengubah siapa diri Abraham, mengubah pola pikir Abraham bahkan cara pandangnya sebelumnya. Jadi kita bisa lihat sebenarnya sebelumnya bagaimana cara berpikir Abraham yang salah dalam cara pandangnya. Dari ayat ini juga kita dapat melihat Allah tahu bahwa Abraham mau diubahkan. Jadi Abraham adalah orang yang benar-benar mau belajar untuk menjadi lebih baik lagi, sehingga diay belajar dari pengalamannya bersama Allah. Oleh sebab itu Abraham melakukan perintah Allah tanpa menunda-nunda dengan banyak alasan. 


Ilustrasi:

Suatu malam, seorang wanita bermimpi bercakap-cakap dengan Allah. Ia begitu marah atas semua penderitaan dan kejahatan yang ia lihat di sekelilingnya. Lalu ia mengeluhkan hal itu kepada Allah, “Mengapa Engkau tidak berbuat sesuatu terhadap semua ini?” Dengan lembut Allah menjawab, “Sudah. Aku telah menciptakan engkau.”Allah bisa saja mengirimkan banjir, seperti yang dilakukan-Nya pada zaman Nuh, untuk membasmi semua kejahatan dari muka bumi. Dia mampu, tetapi Dia tidak mau melakukannya. Dia telah berjanji untuk tidak akan melakukan hal seperti itu lagi (Kejadian 9:11). Sebaliknya, Dia memilih untuk bekerja melalui manusia seperti kita, mengubah mereka, kemudian memampukan mereka untuk menjadi agen-agen perubahan-Nya.


Jadi kita bisa lihat, andai saja Abraham tidak mau diubahkan dengan tidak mengambil kesempatan yang Tuhan berikan. Tuhan bisa saja memilih yang lain jika Abraham tidak mau diubahkan, tetapi Abraham tidak mau membiarkan kesempatan itu, sehingga dia siap untuk diubahkan didalam hidupnya.


•• Menjadi Dampak (ayat 4-5)

Kita bisa melihat dalam ayat ini Abraham tidak melakukan firman Tuhan dengan sendirinya, dimana dia juga melibatkan keluarganya yang bersama-sama dengan dia. Jika kita renungkan lebih dalam lagi, tidak mudah bagi Abraham untuk meyakinkan keluarganya mengikuti apa yang harus dia lakukan, dimana dia mengajak seluruh keluarganya untuk pergi kesuatu tempat yang sama sekali belum diketahui kemana tujuan mereka.karena secara umum, orang akan menolak ikut jika tidak mengetahui tujuan kemana mereka pergi, karena itu bisa saja dianggap gila. Jadi kita bisa melihat betapa banyaknya usaha Abraham untuk meyakinkan keluarganya agar mereka bisa ikut bersama-sama satu tujuan yaitu melakukan perintah Allah. Ayat ini menunjukan bahwa Abraham sangat berdampak atas keluarganya. 


Ilustrasi :

Suatu ketika ada seorang pemuda yang sedang berada di padang belantara. Pemuda tersebut ketika pertama kali berada disitu melihat betapa gersangnya tanah itu. Lalu ia memiliki ide untuk menanam pohon beringin satu per satu dengan modal seadaanya hingga berhektar-hektar tanah. 


Pemuda tersebut melakukannya dengan giat tanpa ada satupun hari dengan tidak menanam. Namun banyak orang mengira ia gila dengan menanam pohon beringin ditanah yang gersang, karena orang berpikir itu akan menjadi sia-sia. Namun pemuda tersebut tidak menghiraukan apa yang orang katakana kepada mereka. Sampailah beberap puluh tahun kemudian, dimana pemuda tersebut sudah semakin menua dan sudah banyak pohon yang ditanamnya, sehingga tanah-tanah yang gersang terebut tidak lagi menjadi gersang, namun penuh dengan penghijauan dan air yang bersih, sehingga berdampak bagi desa-desa yang berada disekita pohon-pohon yang ditanami oleh pemuda tersebut. Orang-orang didesa tidak menyangka bahwa apa yang dilakukan pemuda yang sekarang sudah menjadi orang tua tersebut dapat berdampak baik bagi semua desa sekitar hutan beringin tersebut. 


Kita bisa melihat bagaimana perjuangan Abraham untuk menjadi dampak dari ilustrasi ini, dimana tidak mudah baginya untuk menjadi dampak bagi keluarganya. Mungkin dia dibilang gila atau kurang kerjaan, tetapi Abraham dapat meyakinkan keluarganya dengan baik lewat dampak yang dia lakukan. 



••  Berani melangkah (ayat 6-7)

Kita bisa melihat cara Abraham bertindak dengan memulai langkah-langkah awal yang sekalipun itu sepertinya tidak meyakinkan. Namun Abraham berani melangkah bahkan melewati tahap demi tahap melewati perkotaan-perkotaan yang belum pernah dia kunjungi. Artinya Abraham bukan hanya melewati perkotaan atau daerah-daerah saja, tetapi juga tantangan demi tantangan dia berani melangkah kemanapun Tuhan perintahkan. Dari ayat ini juga kita bisa melihat kepercayaan diri Abraham kalau dia disertai oleh Allah dan tidak ada ketakutan didalam dirinya.


Ilustrasi: 

Suatu ketika ada beberapa anak-anak hendak belajar berlatih berenang untuk pertama kalinya, dan mereka belum pernah sama sekali berenang di kolam renang. Ketika pelatih menginstruksikan untuk siap-siap masuk ke kolam renang, tidak sedikit anak-anak takut untuk melangkah masuk atau memulai masuk kedalam kolam renang.


Mereka takut melangkah karena mereka berpikir jika mereka masuk maka bisa saja tenggelam, padahal mereka tidak menyadai ada pelatih yang menjaga dan mengajari mereka untuk berenang. Namun ada juga anak-anak yang berani melangkah untuk berenang, karena mereka mau belajar agar dapat bisa berenang tanpa ada rasa kawatir, karena mereka tahu ada pelatih yang memerhatikan dan mengajari mereka untuk berenang.


Jadi kita bisa melihat dari ilustrasi ini, dimana Abraham tidak takut untuk melangkah, karena dia percaya Tuhan menyertai dia kemanapun dia berada. Ini adalah prinsip Abraham dalam melangkah, ketika Tuhan perintahkan untuk melangkah, maka dia tidak menunda - nunda perintah Tuhan, karena dia tahu dibalik semuanya ada rencana Tuhan yang indah.


•• Mengucap syukur (ayat 7-8)

Dari ayat ini juga kita bisa melihat bahwa seorang Abraham sealu bersyukur apapun keadaan situasi yang dia terima. Tidak mudah bagi orang-orang pada zaman sekarang dapat mengucap syukur ketika keadaanya sedang dalam bermasalah ataupun penuh dengan tantangan dan cobaan yang ada. Dari ayat ini juga kita bisa melihat kebiasaan-kebiasaan Abraham yang selalu menerima keadaan apapun yang dia terima dengan ucapan syukur kepada Allah. 


Ilustrasi:

Seekor ayam bertanya kepada seekor bebek : “Bebek, kenapa sih telormu selalu terjual lebih mahal dari pada punyaku?” “Ya, karena telorku lebih besar dari pada telormu!” Jawab bebek lembut. Setelah mendengar jawaban bebek, ayam menjadi murung dan sedih, sampai-sampai dia tidak mau makan, sehingga membuat tubuhnya menjadi kurus dan lemah. 


Akhirnya bebek yang merasa kasihan melihat keadaan temannya itu, menghampiri ayam dan bertanya : “Kenapa mukamu selalu murung dan kelihatan sedih, sampai-sampai tubuhmu menjadi kurus seperti ini?” “Karena aku ingin mempunyai telor sebesar telormu agar bisa terjual dengan harga yang lebih mahal!” jawab ayam lirih.  “o…, jadi kamu iri hati pada telorku yang lebih besar dan lebih mahal dari pada telormu?” sahut bebek prihatin.


“coba saja kamu bayangkan bagaimana kalau kamu juga menghasilkan telor-telor sebesar telorku, bukankah kamu akan merasa sangat kesakitan, karena tubuhmu tidak sebesar tubuhku. Dan tidak tahukah kamu kalau banyak sekali anak-anak yang lebih menyukai rasa telormu dari pada telorku, karena telormu biarpun kecil tapi sangat baik bagi kesehatan? Dan lihat, akibat kamu merasa iri hati dan bersedih, membuat hasil telor-telormu sekarang menjadi buruk!”


Kita bisa lihat, bagaimana jika Abraham tidak mengucap syukur dengan keadaan yang dia terima, dimana dia tidak memiliki anak hingga usia tua, pastinya dia tidak akan menjadi bapa orang percaya seperti yang terjadi sekarang. Jadi kita bisa melihat sosok seorang Abraham yang selalu bersyukur kepada Allah, karena dia tahu rencana Tuhan dalam hidupnya Indah. 


Kesimpulan: Jadi pastikan kita memiliki ketaatan yang mutlak kepada Allah, karena ketika kita taat, maka kita juga mampu diubahkan dengan mudah, sekalipun keadaan situasi sangat menguras ke egoisan kita. Oleh sebab itu, ketika kita taat dan mau diubahkan, maka kita akan menjadi dampak yang baik bagi orang lain, bahkan kita dapat dipercayai oleh orang lain, sekalipun hal-hal yang tidak masuk akal. 


Untuk itu berani melangkah adalah awal yang baik dalam mencapai penggenapan firman Tuhan dalam hidup kita, dengan tidak menunda-nunda dengan banyak alasan, tetapi dengan tindakan yang pasti tanpa rasa takut. Pastikan juga apapun yang kita alami keadaan, situasi, kondisi, selalu mengucap syukur kepada Allah, karena itu semua adalah bagian dari rencana Allah. Ketika kita memiliki beberapa prinsip ini, maka rencana Tuhan akan tergenapi dalam hidup kita, dan kita akan diubahkan yang tadinya tidak ada apa-apanya, menjadi ada apanya. Amin (Ev. Ariston Napitupulu)




 
Komentar

Berita Terkini